Monday, November 28, 2016

PAYUDARA YANG TIDAK SAMA ATAU TIDAK SIMETRIS

Apabila pernah mengamati dengan seksama payudara di cermin, barangkali pernah memerhatikan bahwa keduanya tidak simetris. Yang satunya biasanya sedikit lebih besar, lebih rendah, atau lebih miring daripada yang satu lagi.


Tetapi jika kap kedua payudara berbeda, mungkin tanda sebuah kondisi yang biasnya tidak berbahaya, meski secara penampilan tidak cantik yang disebut asimetris payudara. Ketidaksesuaian dalam ukuran dan bentuk payudara bisa terjadi kapanpun, tetapi pertama kali terlihat jelas pada masa pubertas, ketika payudara sendiri sedang berkembang, atau pada masa kehamilan, ketika payudara sedang bersiap untuk memberikan ASI.


Meski jarang, payudara yang tidak sama juga bisa menandakan sebuah cacat bawan yang disebut sindrom poland, dimana otot-otot dada di salah satu tubuh, tidak berkembang. Walaupun sudah ada sejak lahir, dan kadang-kadang diturunkan dalam keluarga, jenis asimetris payudara ini mungkin tidak terlihat sampai masa pubertas saat payudara mulai berkembang. Sindrom poland sebenarnya lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan.


Terkadang tanda-tanda lain, seperti sindaktili (kondisi dimana selaput diantara jari-jari saling melekat sehingga jari seperti menempel) di sisi yang sama dengan sisi payudara yang kecil, terlihat.


Secara umum, sindrom poland biasanya bukan masalah serius. Tapi beberapa orang dengan kondisi ini memang menderita masalah-masalah ginjal dan kandung kemih. Terakhir, payudara yang tidak serasi pada baik laki-laki maupun perempuan adalah suatu tanda peringatan yang penting adanya kanker payudara.

 

Sumber :

Oleh   : Lia

Dikutip dari : (Joan Lebmann-Smith, Ph. D dan Jacqueline Nardi Egan, 2008 : 66-167).

 

Photo by:

https://aylapembesarpayudara.files.wordpress.com/2014/11/ukuran-payudara.jpg

Friday, November 25, 2016

PAYUDARA MEMBESAR PADA LAKI-LAKI (GYNECOMASTIA)

Payudara besar pada perempuan itu adalah normal dan sering sebagai tanda keseksian.  Tetapi payudara besar pada laki-laki secara medis dikenal sebagai ginekomastia bisa dianggap menggelikan.


Dalam ginekomastia, salah satu atau kedua payudara bisa membesar, dan yang satu bahkan bisa lebih besar dari yang lainya, menyebabkan asimetris payudara. Laki-laki dengan ginekomastia sering memiliki tanda lain yang kurang diperhatikan yaitu sebuah benjolan mirip kancing atau lempeng di bawah puting atau disekitar areola.


Kondisi ini terutama menyerang laki-laki yang sangat gemuk. Heranya, 70 persen anak laki-laki akan mengalami bentuk ginekomastia yang ringan pada masa pubertas. Dalam kasus ini, payudara yang membesar biasanya tanda fluktuasi hormon alami masa pubertas yang tidak berbahaya.


Ginekomastia yang berkaitan dengan hormon juga terlihat pada laki-laki dewasa merupakan suatu tanda yang secara medis disebut andropause, menopause pada laki-laki. Persis perempuan yang kehilangan esterogen ketika menua dan memasuki menopause, laki-laki kehilangan androgen.


Sekitar 1 dari 4 laki-laki dewasa dengan payudara membesar ternyata tidak punya masalah medis yang besar. Namun, pada sisanya, sebuah kasus medis bisa ditemukan. Misalnya, ginekomastia adalah tanda yang mengungkapkan sebuah kondisi ginetis yang langka yang disebut sindrom klinefelter, yang merupakan penyebab utama sterilitas pria dan bisa meningkatkan resiko kanker pada pria.


Payudara yang membesar pada laki-laki dapat pula menjadi peringatan adanya tumor pituitari, gangguan hati, atau bahkan kanker testis. Ginekomastia juga bisa menjadi reaksi terhadap satu dari berbagai macam obat yang umumnya diperuntukan bagi lelaki, termasuk obat-obatan untuk menangani kebotakan, tukak, panas dalam,tekanan darah tinggi, depresi, gagal jantung, atau masalah-masalah prostat. Atau bisa pula menandakan penggunaan dan penyalahgunaan mariyuana atau steroid.


Akhirnya, payudara yang membengkak pada laki-laki sebagaimana pada perempuan, mungkin menandakan beberapa gangguan payudara yang tidak berbahaya semacam fibroadenoma dan papiloma, tetapi hal itu juga bisa menandakan adanya kanker payudara.

 

Sumber :

Oleh   : Lia

Dikutip dari : (Joan Lebmann-Smith, Ph. D dan Jacqueline Nardi Egan, 2008 : 171-172).


Photo by :

http://healindonesia.com/wp-content/uploads/2012/06/gynecomastia.jpg