Suatu rumah sakit selalu mengharapkan adanya pelayanan yang lebih baik kedepannya. Peningkatan kualitas pelayanan selalu diikuti dengan peningkatan mutu manajemen di rumah sakit. Dalam setiap usahanya untuk memperbaiki sistem di dalam rumah sakit itu sendiri, setiap rumah sakit memiliki cara yang berbeda-beda dalam penerapannya. Ada beberapa rumah sakit yang menggunakan sistem survey, menggunakan sensus, ataupun dengan menggunakan beberapa sistem lainnya dimana pasien bisa memberikan saran-saran terbaik untuk kemajuan rumah sakit.
Banyak faktor yang harus dibenahi dalam sistem di rumah sakit. Karena banyaknya tersebut cukup menjadi beban tersendiri jika harus membenahi atau memantau satu-persatu bagian. Oleh karena itu, untuk membenahi setiap bagian sistem manajemen rumah sakit, dibutuhkanlah sebuah software yang bisa membantu meringankan pekerjaan tersebut yaitu dengan menggunakan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). Dengan menggunakan SIMRS, setiap bagian di rumah sakit tidak lagi perlu membenahi sistem secara manual, kini setiap bagian hanya butuh memberikan pemaparan menngenai alur suatu bagian dan bagaimana proses penyampaian informasi berlangsung.
Suatu rumah sakit yang menggunakan SIMRS dapat dengan mudah memperoleh informasi satu bagian dengan bagian yang lain sehingga menghindari adanya kesalah-pahaman. Setiap informasi yang masuk dan keluar dapat dipantau oleh lebih dari satu bagian sehingga mengurangu adanya duplikasi data atau manipulasi data. Karena SIMRS bekerja secara otomatis, sehingga membatasi setiap hak akses dan tidak sembarangan orang dapat mengetahui seluruh informasi yang ada di software SIMRS. Selain dalam alur sistemnya, SIMRS juga memberi manfaat lain dalam mempercepat proses pelayanan pasien di rumah sakit. Dengan software ini, pasien tidak perlu lagi menunggu lama untuk mendapat fasilitas kesehatan dari rumah sakit. Mulai dari sistem regristrasi hingga pengambilan obat. Namun yang selalu menjadi keluhan pasien adalah proses yang cukup lama jika mereka harus menggunakan asuransi kesehatan untuk berobat. Selain harus menunggu lama, prosesnya pun tidak pada satu alur melainkan setiap pasien yang berobat harus mengunjungi beberapa bagiean hingga proses pengobatan selesai. Cara ini dinilai tidak efisien karena bukan membuat nyaman pasien, justru membuat pasien kerepotan karena harus mengurus di satu bagian kemudian ke bagian lainnya.
Menanggapi keluahan ini, pemerintah mulai merancang kembali sistem yang bisa diintegrasikan bersama SIMRS yang khusus untuk menangani permasalahan ini, yaitu dengan adanya Bridging INA-CBG's . Bridging System INA-CBG's merupakan suatu software yang dibuat oleh pemerintah sebgai suatu sistem yang memfasilitasi pengguna Jamkesmas (saat ini lebih dikenal JKN) sehingga dalam pelayananannya akan memudahkan pasien. INA-CBG's merupakan singkatan dari Indonesia Case Base Groups dimana software ini memberikan solusi dalam pembayaran administrasi rumah sakit yang dipilah berdasarkan diagnosis atau kasus yang relative sama. Fungsi software ini sangat beragam seperti memudahkan pemasukan data klaim pasien pengguna JKN hingga proses pengklaiman yang menggunakan kode tersendiri. Software ini akhirnya menjadikan proses pengklaiman yang awalnya lama dan ribet, kini menjadi lebih cepat dan lebih efisien.
Dan untuk mencapai manfaat-manfaat tersebut, diperlukan tim yang tepat dalam membangun sebuah sistem. Membangun sebuah software perusahaan bukanlah hal yang sembarangan. Perlu beberapa keahlian khusus karena software yang dibangun berkaitan dengan kegiatan-kegiatan penting seperti di rumah sakit. Anda bisa mendapatkan software khusus SIMRS dan Bridging System INA-CBG's untuk rumah sakit hanya di MedikaPro. Informasi lebih lanjut kunjungi website www.medikapro.com atau hubungi di hotline 0817-900-2047
No comments:
Post a Comment