Friday, September 16, 2016

Stroke, The Silent Killer


Stroke menjadi salah satu penyakit mematikan yang menakutkan. Tidak bersuara, namun diam-diam membunuh. Tidak memberi aba-aba, namun melumpuhkan secara tiba-tiba. Penyakit yang terjadi akibat kelumpuhan otak ini menjadi penyebab terbanyak kecacatan dan kematian, serta penyebab kedua terbanyak terjadinya pikun (demensia).

Stroke bisa terjadi akibat adanya gangguan aliran darah. Gangguan aliran darah ini bisa terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Adanya gangguan aliran darah ini mengakibatkan fungsi otak mengalami gangguan, baik sebagian maupun menyeluruh.

Apabila sampai terjadi gangguan aliran darah, hal ini berarti sel-sel pada otak pun akan mengalami keterlambatan dalam menerima oksigen atau zat-zat makanan. Padahal, sel-sel otak yang mengalami kekurangan oksigen atau zat makanan dalam waktu beberapa menit saja, bisa menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat. Disebutkan pula bahwa sel otak akan mati dalam waktu 4 menit apabila tidak mendapatkan pasokan oksigen dan zat gizi penting yang dibawa oleh darah.

Otak manusia memang tidak sebesar organ-organ yang lain, bahkan beratnya hanya sekitar 2% dari berat tubuh. Namun, fungsi otak sangat esensial. 70% oksigen serta bahan gizi lain yang dibutuhkan manusia digunakan untuk memastikan otak dapat berfungsi secara baik dan normal.

Nah, stroke atau serangan otak itu sendiri terdiri dari dua jenis yang biasanya menyerang manusia. Kira-kira apa saja ya?
1.       Stroke Iskemik (Penyumbatan)
Stroke ini disebabkan oleh adanya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penumpukan timbunan lemak yang mengandung kolesterol dalam pembuluh darah, atau disebut dengan plak (plaque). Timbunan lemak ini semakin lama bisa menjadi gumpalan yang besar dan akhirnya menghambat aliran darah.
 
Saat terjadi gangguan pasokan darah, kadang-kadang terjadi gejala stroke singkat atau disebut gangguan peredaran darah sesaat di otak (Transient Ischemic Attack/TIA). Ketika itulah, tubuh pun melepaskan enzim yang berguna untuk melarutkan gumpalan dengan cepat. Sehingga aliran darah dapat kembali seperti semula.
 
2.       Stroke Hemoragik (Perdarahan)
Stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibandingkan dengan stroke iskemik, namun lebih mematikan. Disebutkan 50%  yang mengalami stroke hemoragik akhirnya meninggal dunia. Sedangkan resiko kematian stroke iskemik sekitar 20% saja.
 
Stroke hemoragik ini terjadi karena adanya kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di otak. Pembuluh darah yang bocor itu menyebabkan rusaknya sel-sel otak karena kekurangan pasokan darah. Selain itu, darah dari pembuluh darah yang bocor akan mengalir ke jaringan otak di sekitarnya dan membuat kerusakan.
 
Salah satu penyebab terjadinya stroke hemoragik adalah aneurisma. Aneurisma adalah penggelembungan di salah satu bagian lemah dari dinding pembuluh darah. Hal ini bisa disebabkan karena usia yang menua atau keturunan. Namun, penyebab umum terjadinya stroke hemoragik ini adalah tekanan darah tinggi (hipertensi).

Kalau begitu, apa ya gejala terjadinya stroke? Biasanya, sebelum terjadi serangan stroke, terdapat tanda-tanda berikut ini:
1.       Penglihatan tiba-tiba menjadi gelap dan kabur (terutama di salah satu mata)
2.       Mati rasa mendadak pada lengan, kaki, dan wajah pada salah satu sisi tubuh
3.       Sakit kepala hebat yang mendadak (penyebab tidak jelas)
4.       Sulit berbicara atau sulit memahami pembicaraan
5.       Pusing yang tidak dapat dijelaskan, sempoyongan, tiba-tiba jatuh

Apabila terjadi satu atau lebih gejala diatas, segera lakukan pemeriksaan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan risiko serangan stroke atau gangguan darah otak sesaat. Apabila sudah terserang stroke, maka bersegeralah mendapatkan pertolongan cepat sebelum 4-5 jam setelah mengalami serangan stroke. Karena waktu tersebut adalah peluang emas yang menentukan (golden time), agar tidak terjadi sesuatu yang lebih fatal.
 




No comments:

Post a Comment