Wednesday, December 21, 2016

MAKANAN SEBAGAI PEMBENTUK HORMON KEBAHAGIAAN

Disamping gerakan tubuh dan jaringan otot yang terlatih dengan baik,
makanan berperan penting dalam aktivasi sel-sel otak. Untuk membentuk
struktur materi, kita membutuhkan bahan bangunan yang tepat, bahan ini
diperoleh dari bahan makanan yang tepat

Masyarakat sekarang tidak perlu khawatir kehabisan bahan makanan,
tetapi harus khawatir terlalu banyak makan. Namun, salah besar jika
kita hanya mengurangi asupan makanan begitu saja. Penyerapan kalori
memang harus dikurangi, tetapi mau tidak mau harus mengonsumsi makanan
kaya protein untuk membentuk hormon kebahagiaan.

Protein membentuk bahan pembangunan hormon kebahagiaan. Protein
terbentuk dari dua puluh macam asam amino. Ketika protein yang
terserap dari bahan makanan sampai ke dalam tubuh, pertama-tama dia
akan kembali dipecah menjadi asam amino. Sesudah itu, bahan tersebut
akan disintetis menjadi bahan struktural dan enzim untuk tubuh. Karena
asam amino esensial-delapan dari dua puluh-tidak diproduksi di dalam
tubuh kita, ia harus ditambahkan dari luar dan tidak mungkin
mengambilnya dari cadangan protein dalam tubuh.

Ketika otak banyak menghasilkan hormon kebahagiaan, cadangan protein
yang sedikit akan cepat terpakai. Untuk aktivasi sel-sel otak, kita
harus mengonsumsi makanan harian berprotein tinggi secara kualitatif
dalam jumlah yang memadai.

Hormon adalah senyawa protein yang dibentuk dari lusinan asam amino.
Jika kualitas dan jumlah protein dari makanan tidak memadai, produksi
hormon kebahagiaan tidak mencukupi meskipun kita berfikir positif.
Pada proses sintetis hormon kebahagiaan, asam amino tirosina memainkan
peran terpenting. Sebagai asam amino setengah esensial, tirosina
diproduksi dalam tubuh dengan volume tertentu. Namun, bukan berarti
persediaanya senantiasa ada dalam jumlah yang mencukupi. Oleh karena
itu, ada keharusan untuk menambah bahan utama hormon melalui bahan
makanan protein.Sekarang kita tahu alasan kenapa harus mengonsumsi
cukup makanan yang kaya protein.
Sumber :
Lia dikutip dari : (Dr. Shigeo Haruyama, 2013 : 85-87)

Photo by:
http://www.ahlinyapenyakitjantung.web.id/wp-content/uploads/2015/12/makanan-untuk-penyakit-jantung-loslibrosdecasiopea.jpg

No comments:

Post a Comment